Sungguh K3jam.. Anak Yatim Piatu Ini Di Pukul Sampai Separuh Mati, Lalu Dibogeli Dan Diikat Ditiang Rumah

    


Dunia maya di Indonesia kembali diramaikan kabar burung tentang kemalangan seorang bocah berusia 7 tahun. Selain kabar berbentuk tulisan banyak berkeliaran di berbagai website, dan screenshoot gambarnya juga banyak beredar dunia maya. Dibarengi dengan cerita mengharukan tentang anak yatim, cerita menggunakan nama “Abdul” sebagai pemeran utama.

Secara singkat, cerita yang beredar adalah sebagai berikut. Kisah pilu kembali terjadi di Indonesia. Abdul, anak yatim 7 tahun harus menahan sakit akibat dipukul setelah ketahuan mencuri 2 buah roti coklat di warung dekat rumahnya. Alasan abdul terpaksa mencuri karena sudah hampir 3 hari dirinya tidak makan akibat sang nenek (68) sedang sakit.

Abdul tinggal bersama neneknya di gubuk kecil. Ayahnya sudah lama meninggal, sementara ibunya menjadi TKI di Malaysia yang 3 bulan terakhir tidak berkirim kabar. Menurut sang Nenek, sang Ibu biasanya mengirim uang 1 juta tiap bulan. Tapi 3 bulan terakhir tidak kirim uang lagi.

Di sisi lain, disebutkan pemilik warung bernama M. Yanto. Dituliskan bahwa dia sengaja mengikat dan memukuli sang bocah sebagai sebagai efek jera agar tidak mencuri lagi. “Kecil-kecil sudah mencuri gede mau jadi apa dia,” begitu kata Yanto.

Namun, saat ditanya lebih lanjut, menurut kabar itu, Yanto menolak menjawab. “Sudahlah. Jangan banyak tanya itu bukan urusan Anda,” jelasnya sambil diterangkan kalau dia sudah memberikan uang untuk berobat. Termasuk sang nenek sudah tanda tangan surat pernyataan damai dan tidak akan menuntut.

“Semalam yang punya warung datang bawa surat suruh nenek tanda tangan,” jelas neneknya. Katanya kalau gak mau tanda tangan, si Abdul mau dibawa ke polisi. Ya, nenek takut. Nenek tanda tangan saja, lalu dikasih 100 ribu buat bawa si Abdul ke Puskesmas.


Lantas bagaimana sebenarnya kabar anak yatim 7 tahun yang diikat dan dipukuli pemilik toko karena mencuri 2 buah roti itu? Sebagai sebuah berita, tentu saja kabar yang beredar itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, rukun dasar jurnalistik 4 w + 1 h, tidak terpenuhi secara lengkap. Where (di mana) lokasi kejadian, tidak ada.

Who (siapa) yang terlibat juga tidak lengkap, karena hanya ada 2 nama yang disebut: Abdul dan M. Yanto. Bahkan sebutan “Abdul”-pun janggal, karena ia biasanya bersambung dengan asmaul husna. Artinya, nama subyek berita tidak akurat! When (kapan) kejadian itu juga tidak terpenuhi, karena tidak ada lokasi kejadian yang disebutkan.


Tapi bukankah foto yang terpampang sebagai bukti bahwa kejadian itu memang terjadi? Memang peristiwa itu terjadi, tapi setelah PWMU.CO menelusuri, ternyata kejadiannya bukan di Indonesia. Bahkan jika merujuk pada berbagai website Indonesia yang memberitakan serupa, bisa dikatakan bahwa peristiwa serupa ternyata hoax.

Merujuk pada foto yang tersaji, peristiwa “penyiksaan anak” itu memang nyata. Namun, yang perlu dicatat: peristiwa itu tidak terjadi di Indonesia dan kejadiannya sudah berlangsung sejak lama. Tepatnya pada pertengahan Maret 2015, atau hampir tiga tahun yang lalu.

Kedua foto penyiksaan itu pertama kali ramai muncul di media sosial di kawasan Thailand dan Malaysia. Namun, pada tanggal 17 Maret 2015, sudah muncul kejelasan foto itu. Setidaknya ada 1 website dan 2 tayangan video di Youtube yang secara mendetail menceritakan tentang “penyelematan” anak tersebut.

Website yang memberikan konfirmasi di antaranya adalah democracyforburma. Beralamat di https://democracyforburma.wordpress.com/2015/03/17/update-thailand-boy-chained-beaten-rescued/, ia menceritakan tentang insiden tersebut terjadi di distrik Banglane, Nakhon Pathom, Thailand.

Pada tanggal 17 Maret itu, polisi dan tentara menyelamatkan bocah 7 tahun yang diikat tiang kayu di sebuah rumah dan dipecuti itu. Misi ini langsung dipimpin oleh kepala kepolisian Banglane, Pol Col Chatpong Sookboonchuthep. Setelah dilarikan ke rumah sakit distrik Banglane, kemudian korban dikirim ke Pusat Penitipan Anak Yayasan Anak di Nakhon Pathom.

“Siksaan” itu merupakan hukuman dari sang bibi karena si bocah tertangkap basah mencuri di sebuah toserba. Barang yang dicuri sebenarnya hanya 6 baht, tapi sang bibi harus mengganti 300 baht agar sang bocah tidak berlanjut ke kepolisian. Setelah pulang ke rumah, sang bbi sangat marah dan memukuli anak itu dan mengikatnya dengan sebuah tiang kayu.


Belum ada Komentar untuk "Sungguh K3jam.. Anak Yatim Piatu Ini Di Pukul Sampai Separuh Mati, Lalu Dibogeli Dan Diikat Ditiang Rumah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel